Sunday, April 11, 2010
1:39 AM | Diposkan oleh
Unknown
Apa dan bagaimana sebenarnya PB atau timah itu?
Berdasarkan penjelasan di situs www.petamina.com berikut ini:
Benarkah demikian? Benarkah bensin kita bebas timbal atau pebe?
Berikut kutipan berita dari http://majalah.tempointeraktif.com
Berdasarkan apa yang saya kutip dari tempointeraktif ini maka saya berfikir, sungguh betapa sangat di rugikannya masyarakat Indonesia ini oleh ulah para pejabat negaranya sendiri, khusus untuk yang ini dampaknya sebenarnya secara langsung dapat dirasakan pada kendaraan-kendaraan yang anda miliki... Hmmmm.....
Berdasarkan penjelasan di situs www.petamina.com berikut ini:
Timbal yang tak kasat mata ini punya inisial Pb (baca: pebe). Tapi namanya tak sesingkat ancaman yang dibawanya. Ia tergolong salah satu zat pembunuh, yang mengancam kesehatan dan masa depan umat manusia. Celakanya, si pebe ada di udara sekitar kita!
Jika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.
Pebe yang ditimbun dalam tulang seorang perempuan hamil, berisiko mengakibatkan kesehatan janin dan pertumbuhan balita terganggu, seperti, bayi cacat, bahkan keguguran! Bahkan jika berhasil lahir selamat, balita yang mendapatkan asupan timbal terus-menerus dari udara maupun air susu ibu, akan terhambat perkembangan sistem sarafnya. Anak menghadapi risiko penyakit neurotik, sukar belajar, dan penurunan tingkat IQ. Peningkatan kadar pebe dalam darah dari 10 menjadi 20 5g/dl, menurunkan IQ rata-rata dua poin.
Pada remaja, pebe meningkatkan kelakuan kriminal. Sementara pada perempuan dewasa, selain mengganggu sistem reproduksi, juga mengganggu daur menstruasi. Pada laki-laki, pebe menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Sperma cacat, membawa risiko bayi cacat. Libido laki-laki yang darahnya tercemar pebe akan turun dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Akhirnya, terhadap kaum lansia, si pebe ini mempercepat proses penuaan alias memperpendek umur.
Enemy #1 in the Air
Lantas dari mana datangnya si pebe? Dialah musuh nomor satu di udara kita, terutama udara di kota-kota besar. Dia datang sebagai emisi gas buang bahan bakar bensin dari kendaraan bermotor yang memenuhi jalan-jalan kota. Senyawa timbal atau TEL (tetra ethyl lead), dipergunakan untuk menaikkan oktan (octane booster) dalam bensin.
Sekadar contoh, hasil kajian Vera Hakim dari UI pada 1998, menemukan, akumulasi pebe dalam darah anak-anak di Surabaya rata-rata 68 mikrogram/l, hingga menyebabkan anak kian agresif, kurang konsentrasi, bahkan menyebabkan kanker.
Laporan UNICEF dan UNEP (1994), menyebutkan, tingginya kadar pebe di udara kota Bangkok, Thailand, menyebabkan 200.000 - 500.000 kasus hipertensi, dan sekitar 400 kematian setiap tahun. Anak-anak kehilangan rata-rata empat poin IQ pada usia 7 tahun. Dalam jangka panjang, berdampak pada menurunnya produktivitas dan memicu serangan jantung.
Si pebe ini juga dapat mengkontaminasi tanah dan mencemari hasil pertanian yang dikonsumsi manusia. Sebuah laporan menyebutkan, penggunaan bahan bakar bertimbal melepaskan 95% timbal yang mencemari udara di negara berkembang.
Tak Cukup Balongan
Kalau sudah jelas dari mana asal muasalnya, kenapa juga bensin bertimbal masih digunakan? Negara-negara maju sebetulnya sudah menghapuskan bensin bertimbal sejak 20 tahun lalu. Atas maraknya berbagai kampanye anti timbal sejak 1997, wilayah Jakarta pun sebetulnya sudah bisa bebas dari bensin bertimbal sejak 2005.
Pebe pada awal penggunaannya diperlukan untuk meningkatkan oktan dari BBM. Aditif tersebut digunakan juga karena merupakan alternatif termurah untuk meningkatkan performa BBM sesuai tuntutan spesifikasi mesin kendaraan. Pertamina sekarang, selaku produsen BBM, memproduksi BBM beroktan tinggi dengan bahan baku HOMC (High Octane Mogas Component) tanpa pebe. Contoh nyata upaya untuk memproduksi HOMC adalah Proyek Langit Biru Balongan (PLBB).
Proyek pembangunan kilang minyak penghasil bensin tanpa timbal ramah lingkungan milik PT Pertamina (Persero) ini menghasilkan bensin tanpa timbal beroktan 92 dan 95. Bahkan sebelumnya, bensin Super TT (oktan 94) yang diproduksi Kilang Minyak UP VI Balongan sudah beredar, meski masih terbatas di kawasan DKI Jakarta, Cirebon, dan pantai utara (Pantura) Jabar, serta Balongan.
Komitmen dan upaya Pertamina untuk memproduksi bahan bakar yang memenuhi standar bahan bakar global yang kompetitif, yaitu dengan tetap mempertimbangkan sisi ekonomis dan bisnis, boleh disebut salah satu keberhasilan Pertamina. Tentu bukan proses yang mudah. ‘Terusirnya’ si pebe yang menakutkan dari udara kita, maka salah satu ancaman terdepan generasi bangsa ini sudah dihilangkan. (DivKomPtm)
Benarkah demikian? Benarkah bensin kita bebas timbal atau pebe?
Berikut kutipan berita dari http://majalah.tempointeraktif.com
Suap Bertaburan dari Innospec
KOMISI Pemberantasan Korupsi hendaklah berge-rak cepat. Vonis pengadilan Inggris bulan lalu membuktikan ada suap untuk sejumlah pejabat Pertamina dan Kementerian Energi dalam kasus Innospec Ltd. Jika Komisi lambat dan ragu ragu, bisa jadi yang terlibat lebih dulu mengambil ancang ancang untuk menyelamatkan diri. Barang bukti suap yang dibuktikan mulai mengucur pada 2002 itu mungkin segera mereka amankan. Malah jangan jangan si pelaku sudah mabur ke luar negeri.
Vonis pengadilan tata usaha Inggris, Southwark Crown, untuk Innospec Ltd. pada 18 Maret lalu itu sangat memalukan. Di tengah upaya badan usaha milik negara itu berbenah diri, sejumlah pejabatnya justru menerima suap. Yang menyedihkan, pejabat Kementerian Energi yang seharusnya mengawasi Pertamina malah ikut ikutan menikmati suap. Sejauh ini belum ada bukti yang melawan kebenaran bahwa para pejabat itu sejak 2002 sampai 2006 menerima suap Rp 153 miliar dari Innospec-seperti vonis pengadilan Inggris.
Sulit untuk kita terima bahwa ternyata suap diberikan agar Pertamina tetap memakai timbel dalam bahan bakar yang dijual di dalam negeri. Padahal pemakaian timbel mencemari udara dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Sengaja mempertahankan bahan adiktif itu dalam bahan bakar yang dibeli rakyat, dengan imbalan uang suap, merupakan kejahatan lingkungan dan kemanusiaan yang mestinya dihukum setimpal.
Lika liku kasus ini menunjukkan betapa rapuh sistem di negeri ini dari jarahan tangan para "mafia berdasi". Betapa mudah juga pejabat kita takluk oleh rayuan fulus. Innospec mendapat peluang memperpanjang bisnis timbelnya di Indonesia setelah pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat resmi menunda penggunaan bahan bakar nontimbel yang semestinya mulai pada 2003. Khawatir bisnis timbel disabet pesaing berat dari Cina atau Amerika, Innospec pun melobi petinggi Pertamina dan Kementerian Energi. Lewat agennya di Indonesia, PT Soegih Interjaya, mengalirlah miliaran duit suap. Imbalannya, Innospec tetap mendapat hak pemasok timbel.
Komisi Pemberantasan Korupsi perlu memeriksa nama nama yang sudah dibeberkan hakim Thomas. Mi-salnya, bekas Direktur Pengolahan Pertamina Suroso -Atmomartoyo yang, menurut pengadilan Inggris, menerima Rp 2,7 miliar dan bekas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Rachmat Sudibyo yang disebut menerima Rp 9 miliar. Suroso dan bekas Wakil Direktur Utama Mustiko Saleh juga perlu ditanya ihwal fasilitas pelesir yang me-reka nikmati-menurut keterangan badan antikorupsi Inggris.
Komisi harus segera mencekal semua bekas pejabat yang disebut menerima suap itu. "Langkah sederhana" ini bila perlu harus dilakukan esok hari. Kita tahu, semakin terlambat cekal dilakukan, semakin leluasa para pelaku korupsi menghapus jejak.
Berdasarkan apa yang saya kutip dari tempointeraktif ini maka saya berfikir, sungguh betapa sangat di rugikannya masyarakat Indonesia ini oleh ulah para pejabat negaranya sendiri, khusus untuk yang ini dampaknya sebenarnya secara langsung dapat dirasakan pada kendaraan-kendaraan yang anda miliki... Hmmmm.....
Artikel Lainnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mobile
Artikel Islami pilihan
Hikayat
tentang tiga orang gadis bersaudara
Hikayat tentang tiga orang gadis bersaudara bagian ke 2
Ketabahan seorang wanita
hati mereka seperti hati burung
Seperti terhipnotis
Wasiat kepada para suami
Tentang maskawin didalam pernikahan
Membenci dan menghujat hukum yang di tetapkan ALLAH
7 Keajaiban yang kita lupakan
Ulama Banjar
Sultan Muhammad Seman
Tokoh Kalimantan Selatan: H. Ahmad Makkie, BA
Profile KH Idham Chalid
Hikayat tentang tiga orang gadis bersaudara bagian ke 2
Ketabahan seorang wanita
hati mereka seperti hati burung
Seperti terhipnotis
Wasiat kepada para suami
Tentang maskawin didalam pernikahan
Membenci dan menghujat hukum yang di tetapkan ALLAH
7 Keajaiban yang kita lupakan
Ulama Banjar
Sultan Muhammad Seman
Tokoh Kalimantan Selatan: H. Ahmad Makkie, BA
Profile KH Idham Chalid
Kategori
- #Daftar Isi# (1)
- 2012 (2)
- ahlak (5)
- ANDROID (1)
- aneh (1)
- angsana (1)
- anti virus (3)
- artikel gratis (13)
- artikel islami (21)
- backlink (6)
- backlink creator (7)
- balikpapan (1)
- banjarmasin (3)
- Bank Century (7)
- batubara (8)
- BBM (1)
- Berita (138)
- berita satui (6)
- blackberry (22)
- blackberry download (2)
- blogger template (5)
- blogspot tutorial (29)
- bola (1)
- Budaya (11)
- cerita artis (12)
- daftar (1)
- data (2)
- download (25)
- download film (10)
- download lagu (1)
- Ekonomi dan Bisnis (20)
- facebook login (10)
- facebook tutorial (13)
- Film (1)
- free (1)
- gadget (18)
- GIS Tutorial (1)
- global warming (1)
- gps (1)
- gratis (1)
- hacking (1)
- handphone (2)
- Harga Batubara Acuan (3)
- hiburan (3)
- Hikmah (34)
- Hukum (31)
- Indonesia (7)
- Internet (54)
- internet satellite (4)
- islam (29)
- IUP (3)
- Jakarta 2012 (1)
- kalimantan (1)
- kalimantan selatan (69)
- kaspersky (3)
- keamanan komputer (2)
- kehutanan (3)
- kelapa sawit (17)
- kesehatan (1)
- key (2)
- korupsi (1)
- Kotabaru (1)
- kpk (1)
- Kriminal (24)
- Lain-Lain (42)
- Lingkungan Hidup (32)
- link to (5)
- Listrik (2)
- live streaming (1)
- lucu (2)
- malware (1)
- mobil (1)
- mojokerto (1)
- mp3 (1)
- music (1)
- online (1)
- Opini (61)
- Pagatan (1)
- page rank checker (1)
- pantai (1)
- pemetaan (2)
- perbaikan (1)
- perkebunan (3)
- pertambangan (10)
- pertanian (1)
- Peta (1)
- Piala Dunia (4)
- Pilkada (12)
- pln (1)
- Poling Gubernur Kalimantan Selatan (5)
- polisi (2)
- Politik (46)
- Presiden (1)
- profile (2)
- Quick Count (1)
- ramadhan (9)
- Rekonsiliasi (1)
- satellite internet (1)
- satui (3)
- search engine (6)
- sejarah (3)
- sejarah satui (3)
- seo (61)
- software (40)
- Sosial (25)
- streaming (2)
- subtitle (2)
- sungai bawah laut (1)
- sungai dalam laut (1)
- susno duaji (2)
- tanah bumbu (10)
- Teknologi (32)
- tema (1)
- terorisme (1)
- theme (3)
- Tokoh (8)
- tokoh islam (2)
- trojan (1)
- tutorial (4)
- TV (2)
- ulama (1)
- unik (1)
- Update (1)
- video (1)
- virus (2)
- wayang (1)
- z (1)
Page Rank Check
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungannya