Update dan Informasi Terbaru

Dalam berbahasa lisan, Anda sering mendengar orang mengucapkan kalimat berikut.
1. Kalau berbicara jangan asal, harus ada faktanya, dong!
2. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, saya yakin Anda pelakunya.

Dalam kegiatan sehari-hari, Anda sering mendengar atau membaca berbagai informasi. Informasi berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Berbagai jenis media bermunculan seperti jamur di musim hujan mulai dari media cetak sampai media elektronik.


Banyaknya informasi yang berkembang menyebabkan Anda harus mampu memilah informasi dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan Anda dalam membaca atau mendengar harus baik. Salah satu keterampilan dalam membaca adalah mampu membedakan teks berisi fakta dari opini. Hal ini mendorong Anda agar lebih kritis dalam memahami sebuah informasi.

Informasi dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Informasi lisan, di antaranya adalah siaran radio/televisi atau laporan secara lisan. Informasi tulisan dapat Anda temukan dalam koran, majalah, tabloid, dan lain-lain.

Dalam sebuah laporan, fakta merupakan kejadian yang nyata, sungguh-sungguh terjadi, dan diketahui oleh semua orang. Adapun opini merupakan gagasan atau pendapat yang dikemukakan dan bersifat subjektif. Namun, dalam sebuah informasi, fakta dan opini tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling melengkapi.

Teks yang berisi fakta diidentifikasi memiliki dua sifat, yaitu fakta umum dan fakta khusus.

1. Fakta umum: kejadian/peristiwa/keadaan yang dapat ditemukan secara umum atau sudah lazim. Contoh: Harimau hewan pemakan daging. Burung elang adalah pemburu mangsa terhebat di udara.
2. Fakta khusus: keadaan/peristiwa yang dapat ditemukan secara khusus. Contoh: Ibu dibelikan televisi baru oleh ayah. Kucing peliharaan adik suka makan kerupuk.

Opini yang baik seharusnya berisi ungkapan-ungkapan yang dapat memperbaiki suatu keadaan, memperkecil perbedaan dan bukan memperburuk keadaan.

Namun sayangnya tidak jarang Opini justru didorong dan diarahkan untuk semakin menampakan perbedaan, kesenjangan, ketimpangan dan sejenisnya atas suatu keadaan. Jika opini dimaksudkan untuk menjelaskan dan menampakan perbedaan antara kebenaran dan kesalahan itu mungkin bisa menjadi kebaikan, tetapi sesungguhnya hal tersebut sangat rentan terhadap tuduhan tanpa alasan dan menjadi fitnah.

Opini yang sengaja dibentuk dan diarahkan untuk tujuan dan sasaran-sasaran tertentu untuk kepentigan pihak-pihak tertentu juga dalam tataran yang lebih parah adalah dengan diiringi penciptaan suatu kejadian atau kasus yang kemudian dikait-kaitkan melalui komentar, ungkapan, kritik dan analisa bahkan dengan menghadirkan pakar yang tidak netral dalam menilai suatu keadaan bahkan yang belum dipahaminya secara menyeluruh.

Yang lebih buruk dari semua itu adalah rancangan terjadinya suatu peristiwa kemudian diberitakan sebagai fakta lalu "diopinikan" melalui komentar, ungkapan, kritikan dan lain-lain sebagainya untuk diarahkan kepada subjek tertentu dan untuk kepentingan kelompok tertentu, adakalanya subjek tersebut perorangan, organisasi, kelompok masyarakat, pimpinan daerah bahkan kepala negara. Opini yang seperti ini sesungguhnya jauh dari tujuan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah, mudah-mudahan itu tidak terjadi.

Ciri-ciri opini yang dibuat dan diarahkan untuk kepentingan tertentu biasanya sangat nampak, yaitu:

1. Blow Up, pemuatan berita yang terus menerus dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
2. Sedikit berita lebih banyak mengedepankan komentar, pandangan, kritikan dan kadang hujatan dan mehubung-hubungkan ke subjek tertentu  berdasarkan pandangan dan dugaan (bahasa kasanya "fitnah").
3. Kondisi sebenarnya tidak lebih heboh dari berita yang muncul.

Tanpa informasi kita akan menjadi orang yang tertinggal dalam segala hal, tapi menerima informasi yang salah kita juga akan menyebabkan kita salah berfikir. Dan yang berbahaya adalah ketika kita meyakini "PROPAGANDA" maka kita akan menjadi esekutor pertama dari tujuan si pembuat "PROPAGANDA".

Sebaiknya kita cermat memilih media yang kita baca, kita dengar dan kita lihat dan jangan menjustifikasi suatu keadaan berdasarkan berita tanpa adanya fakta.

Apa yang disampaikan inipun hanya sebuah opini, bukan berita apalagi fakta, tak perlu ambil pusing atau terlalu mempercayainya. Semoga bermanfaat

Artikel Lainnya