Wednesday, November 23, 2011

JAKARTA - Pemerintah akan memakai indeks batubara Indonesia (Indonesian Coal IndexAQ) sebagai patokan perhitungan harga batubara acuan (HBA) untuk batubara berkalori 3.400 kilo kalori (kcal).
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite menyambut peluncuran ICI-5 ini karena selama ini penjual dan pembeli terpaksa memakai patokan ICU atau harga batubara berkalori 6.322 kcal untuk menghitung harga batubara kalori rendah (lowrank).

"Dengan adanya indeks khusus untuk low rank ini maka menguntungkan semua pihak," kata dia usai acara peluncuran Indonesian Coal Index 3.400 (ICI-5), di Jakarta, Kamis (10/11).
Pada 4 November 2011, harga batubara yang termasuk dalam ICI-5 dipatok sebesar USS 37,66 per kilogram. Kemudian untuk ICU kalori 6.500 kcal dipatok US$ 118,21 per kilogram, ICI-2 kalori 5.800 kea! USS 99,68 per kilogram, ICI-3 kalori 5.000 kcal USS 70,63 per kilogram, dan ICM kalori 4.200 kcal USS 50,88 per kilogram.


Presiden Direktur PT Coalindo Energy Supriatna Suhala menjelaskan, harga patokan batubara (HPB) paling rendah yang saat ini dipakai di Indonesia adalah untuk kalori 3.950 kcal. Jadi untuk menentukan harga batubara kalori 3.400 kcal, pengusaha biasanya mengacu pada kalori 6.322 kcal. "Misal untuk harga yang kalori 5.000 kcal, dihitung-nya 5.000 per 6.322 dikali harga, itu ekstrapolasi," papar dia.

Sayangnya, penentuan harga menggunakan cara ini menimbulkan banyak kesalahan. Pasarnya, harga yang dihasilkan dari hitungan ekstrapolasi tadi tidak mencerminkan harga sebenarnya di pasaran. "Oleh karena itu, adanya ICI-5 ini akan lebih mendekati harga pasar," ujar Supriatna, yang juga menjabat direktur eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBD.

Thamrin mengatakan, pemerintah memang berniat memakai ICI-5 untuk menghitung besaran HBA. Selama ini HBA ditentukan mengacu pada empat indeks, yaitu ICM, Platts-1. NeW Calstte Export1 Inde* (NEX), dan New Castle Global Coal Index (GC).
"Kalau indeks itu memenuhi kriteria sesuai dengan pasar, royalti-nya juga besar, kita akan pakai ICI-5 ini," kata dia Dengan semakin membesarnya royalti, maka penerimaan negara dari tambang batubara juga akan bertambah.

Disinggung mengenai dampak akan diterbitkannya peraturan menteri (permen) mengenai nilai tambah terhadap batubara berkalori rendah, Supriatna mengatakan, hal itu tidak akan berpengaruh. Indeks baru ini berfungsi sebagai acuan penentuan harga antara penjual dan pembeli. "Kalau nilai tambah itu kan larangan ekspor, kalau jual belinya di dalam negeri justru perlu indeks ini." jelas dia.

Meski begitu, dia mengakui saat ini belum ada pasar domestik untuk batubara berkalori sekitar 3.000 kcal. Akan tetapi, dia yakin ke depan penggunaan batubara kalori rendah di Indonesia akan semakin banyak seiring denganpembangunan PLTU baru yang berbahan bakar batubara kalori rendah. Salah satunya PLTU Mulut Tambang Pendopo di Muara Enim yang dibangun DH Energy. "Justru dengan adanya indeks ini akan lebih gampang membuat studi kelayakan," kata dia.

Thamrin menambahkan, hingga saat ini belum ada kebijakan untuk melarang ekspor batubara. "Khusus untuk batubara, sekarang lagi kita diskusikan." kata dia. Pemerintah mendorong eksploitasi batubara kalori rendah. Karena itu, pemerintah akan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memastikan pelarangan ekspor. "Kita harus pertimbangkan penerimaan negara, investor, teknologi, dan lingkungan," papar dia.

Menurut data Kementerian ESDM pada 2010, besaran sumber daya batubara kalori rendah (3.800-4.500) mencapai 21 miliar ton atau 20% dan cadangannya sebanyak 7 miliar ton. Sedangkan untuk produksinya, tahun ini pemerintah mematok sebesar 35 juta ton dari total produksi 327 juta ton. Kemudian, pemerintah memasang target produksi batubara kalori rendah tahun depan sebesar 29,3 juta ton, pada 2013 sebesar 29,7 juta ton, dan pada 2014 sebesar 30,2 juta ton.

Angka tersebut masih lebih rendah dari produksi batubara kalori lebih tinggi. Tahun ini untuk kalori menengah (4.500-5.200) pemerintah memasang target produksi 198 juta ton, 2012 sebesar 191.6 juta ton, 2013 sebesar 194,5 juta ton, dan 2014 sebesar 197.4 juta ton. Kemudian, untuk kalori tinggi, 2011 sebesar 94 juta ton, 2012 sebesar 111,1 juta ton, 2013 sebesar 112,8 juta ton, dan 2014 sebesar 114,4 juta ton.

Patokan Harga Batubara per 4 November 2011
Indekj/Kalori
Hargaj (USS per Kg)
ICM (6.500 kcal)
118,21
ICI-2 (5.800 kcal)
99,68
ICI-3 (5.000 kcal)
70,63
ICU (4.200 kcal)
50,88
ICI-5 (3 400 kcal)
37,66

sumber : http://bataviase.co.id/node/867781

Artikel Lainnya

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungannya

Mobile

Kategori

INFO THIS SITE

RSSMicro FeedRank Results My Ping in TotalPing.com

Page Rank Check

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Counter


live stats GoStats.com — Free hit counters Ping your blog, website, or RSS feed for Free