Saturday, May 1, 2010
12:27 AM | Diposkan oleh
Unknown
Dinas kesehatan di berbagai pemda di Belanda belum menyiapkan skenario yang handal untuk keadaan darurat akibat epidemi suatu penyakit baru. Selain itu Ranah Pengetahuan juga menyoroti dampak pemanasan bumi dan dampak negatif kebutuhan energi hijau Belanda terhadap lingkungan hidup di Kalimantan.
Belanda belum siap
Bila terjadi epidemi suatu penyakit baru, maka Belanda belum siap menghadapinya. Demikian kesimpulan laporan tahun 2005 yang ditulis oleh Dinas Pemeriksaan Kesehatan Belanda IGZ (Inspectie voor de Gezondheidszorg). Kesimpulan dalam laporan itu berdasarkan kekurangan-kekurangan dalam sistem penyaluran informasi dari rumah-rumah sakit ke Pusat Pemberantasan Penyakit Infeksi atau CIB (Centrum Infectieziektenbestrijding).
Pusat Pemberantasan ini bernaung di bawah Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Hidup Belanda. Ternyata pusat ini tidak bisa dihubungi 24 jam sehari dan 7 hari per minggu. Padahal penyebaran penyakit bisa terjadi juga di luar jam kantor. Namun juru bicara pusat tersebut mengatakan sementara ini telah menyediakan pelayanan 24 jam dan 7 hari per minggu.
Dinas kesehatan di berbagai pemda di Belanda pun belum menyiapkan skenario yang handal untuk keadaan darurat akibat epidemi suatu penyakit baru, demikian lanjut laporan itu. Lagi pula skenario yang tersedia tidak pernah diuji kejelasannya.
Bila tiba-tiba terjadi epidemi, maka menurut dinas inspeksi, berbagai instansi harus mampu menanggapi keadaan itu secara cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan tidak boleh bergantung pada ketangkasan petugas-petugas, melainkan berdasarkan protokol yang gamblang.
Dampak pemanasan bumi
Meningkatnya suhu bumi akibat pemanasan global menyebabkan meluasnya penyakit malaria dan gangguan pernafasan seperti astma atau bengek. Suhu udara di beberapa daerah pegunungan di Asia, Afrika dan Amerika Latin meningkat dan oleh karena itu nyamuk malaria bisa bertahan hidup di daerah-daerah yang sedianya bebas malaria. 10% dari penduduk dunia tinggal di kawasan-kawasan tersebut, demikian jelas Dr. Paul Epstein penyusun hasil studi "Climate Change Futures". Ia menjelaskan bahwa dalam dasawarsa terakhir kasus malaria berlipatganda dan tiap harinya menyebabkan kematian 3000 bayi di Afrika.
Epstein, ahli dari Harvard Medical School, Amerika Serikat, menyusun laporan ini bersama antara lain UNDP (United Nations Development Program). Selanjutnya laporan itu memperingatkan bahwa malaria juga bisa merebak di negara-negara maju. Kemungkinan itu terutama bagi negara-negara yang dekat dengan wilayah-wilayah tadi.
Suhu bumi meningkat akibat gas-gas rumah kaca, antara lain CO2 yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara. Pemanasan bumi antara lain juga menyebabkan suhu dan permukaan air laut meningkat, curah hujan yang berlebihan di satu pihak dan kekurangan air di lain pihak. Hal-hal itu menyebabkan banjir dan badai. Suhu yang meningkat dan genangan-genangan air adalah tempat yang cocok bagi berkembang biaknya nyamuk.
CO2 adalah pencemar udara juga meningkatkan atau memperparah jumlah penderita astma atau bengek. Angin dan badai membawa berbagai partikel yang meningkatkan jumlah dan kegawatan penyakit pernafasan dan alergi, demikian laporan Dr. Epstein.
Cina cari energi alternatif
Cina mengumumkan akan meningkatkan penggunaan energi yang terbarukan. Walaupun demikian dalam beberapa dasawarsa mendatang, batu bara tetap adalah bahan bakar terpenting untuk pembangkit listrik. Wakil P.M. Zeng Peiyan menghendaki sekitar 2020, Cina mampu menyediakan 15% dari kebutuhan energinya dari energi yang terbarukan. Sedianya Cina menargetkan 10% dari seluruh kebutuhan harus dari energi yang terbarukan. Peningkatan yang diputuskan Cina adalah atas dasar pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fossil dan harga minyak yang meningkat terus.
Pemerintah Cina menerapkan perpajakan yang menguntungkan sektor energi yang bukan berasal dari bahan bakar fossil. Energi yang terbarukan itu berasal dari air, angin dan matahari. Walaupun banyak segi negatifnya, untuk sementara batu bara masih tetap merupakan bahan bakar terpenting untuk pusat-pusat pembangkit listrik di Cina. Walaupun masih ada persediaan batu bara, Cina juga giat mengembangkan pusat listrik tenaga air. Cina tetap mencari sumber energi terbarukan juga karena dampak negatif bagi lingkungan hidup yang disebabkan penggunaan bahan bakar fossil.
Kebutuhan energi Belanda berdampak bagi Kalimantan
Kebutuhan energi meningkat terus. Ini adalah kenyataan yang dihadapi dunia. Pertanyaannya sekarang, bagaimana memenuhi kebutuhan itu tanpa menambah gawat pencemaran lingkungan. Negara-negara anggota Uni Eropa antara 2008 - 2012 harus mengurangi harus mengurangi 6% gas peneybab dampak rumah kaca kurang dari emisi itu ditahun 1990. CO2 adalah salah satu gas utama yang menyebabkan dampak rumah kaca / pemanasan bumi. Untuk mengurangi emisi CO2, sudah berbagai langkah diterapkan di Belanda.
Konsumen di Belanda dirangsang untuk menggunakan apa yang disebut energi hijau, artinya energi, seperti listrik yang berasal dari energi yang terbarukan, misalnya angin, air, matahari dan juga pusat listrik yang tidak dibangkitkan dengan bahan bakar fosil. Salah satu bahan baku yang dipakai untuk tujuan itu adalah minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit antara lain didatangkan dari Indonesia, sedangkan perkebunan kelapa sawit berdampak negatif bagi lingkungan. Berikut wawancara Radio Nederland dengan Nordin dari Walhi di Palangkaraya.
Kampanye lsm
Berulang kali lsm-lsm lingkungan internasional melancarkan kampanye umum agar bersikap kritis terhadap industri kelapa sawit. Alasannya adalah karena merampas tanah rakyat, merusak lingkungan dan perkebunan-perkebunan kelapa sawit bisa bertahan dan bahkan meluas karena adanya suap menyuap.
Sumber http://static.rnw.nl/migratie/www.ranesi.nl/tema/detakbumi/kelapa_sawit_kal051117-redirected
Belanda belum siap
Bila terjadi epidemi suatu penyakit baru, maka Belanda belum siap menghadapinya. Demikian kesimpulan laporan tahun 2005 yang ditulis oleh Dinas Pemeriksaan Kesehatan Belanda IGZ (Inspectie voor de Gezondheidszorg). Kesimpulan dalam laporan itu berdasarkan kekurangan-kekurangan dalam sistem penyaluran informasi dari rumah-rumah sakit ke Pusat Pemberantasan Penyakit Infeksi atau CIB (Centrum Infectieziektenbestrijding).
Pusat Pemberantasan ini bernaung di bawah Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Hidup Belanda. Ternyata pusat ini tidak bisa dihubungi 24 jam sehari dan 7 hari per minggu. Padahal penyebaran penyakit bisa terjadi juga di luar jam kantor. Namun juru bicara pusat tersebut mengatakan sementara ini telah menyediakan pelayanan 24 jam dan 7 hari per minggu.
Dinas kesehatan di berbagai pemda di Belanda pun belum menyiapkan skenario yang handal untuk keadaan darurat akibat epidemi suatu penyakit baru, demikian lanjut laporan itu. Lagi pula skenario yang tersedia tidak pernah diuji kejelasannya.
Bila tiba-tiba terjadi epidemi, maka menurut dinas inspeksi, berbagai instansi harus mampu menanggapi keadaan itu secara cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan tidak boleh bergantung pada ketangkasan petugas-petugas, melainkan berdasarkan protokol yang gamblang.
Dampak pemanasan bumi
Meningkatnya suhu bumi akibat pemanasan global menyebabkan meluasnya penyakit malaria dan gangguan pernafasan seperti astma atau bengek. Suhu udara di beberapa daerah pegunungan di Asia, Afrika dan Amerika Latin meningkat dan oleh karena itu nyamuk malaria bisa bertahan hidup di daerah-daerah yang sedianya bebas malaria. 10% dari penduduk dunia tinggal di kawasan-kawasan tersebut, demikian jelas Dr. Paul Epstein penyusun hasil studi "Climate Change Futures". Ia menjelaskan bahwa dalam dasawarsa terakhir kasus malaria berlipatganda dan tiap harinya menyebabkan kematian 3000 bayi di Afrika.
Epstein, ahli dari Harvard Medical School, Amerika Serikat, menyusun laporan ini bersama antara lain UNDP (United Nations Development Program). Selanjutnya laporan itu memperingatkan bahwa malaria juga bisa merebak di negara-negara maju. Kemungkinan itu terutama bagi negara-negara yang dekat dengan wilayah-wilayah tadi.
Suhu bumi meningkat akibat gas-gas rumah kaca, antara lain CO2 yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara. Pemanasan bumi antara lain juga menyebabkan suhu dan permukaan air laut meningkat, curah hujan yang berlebihan di satu pihak dan kekurangan air di lain pihak. Hal-hal itu menyebabkan banjir dan badai. Suhu yang meningkat dan genangan-genangan air adalah tempat yang cocok bagi berkembang biaknya nyamuk.
CO2 adalah pencemar udara juga meningkatkan atau memperparah jumlah penderita astma atau bengek. Angin dan badai membawa berbagai partikel yang meningkatkan jumlah dan kegawatan penyakit pernafasan dan alergi, demikian laporan Dr. Epstein.
Cina cari energi alternatif
Cina mengumumkan akan meningkatkan penggunaan energi yang terbarukan. Walaupun demikian dalam beberapa dasawarsa mendatang, batu bara tetap adalah bahan bakar terpenting untuk pembangkit listrik. Wakil P.M. Zeng Peiyan menghendaki sekitar 2020, Cina mampu menyediakan 15% dari kebutuhan energinya dari energi yang terbarukan. Sedianya Cina menargetkan 10% dari seluruh kebutuhan harus dari energi yang terbarukan. Peningkatan yang diputuskan Cina adalah atas dasar pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fossil dan harga minyak yang meningkat terus.
Pemerintah Cina menerapkan perpajakan yang menguntungkan sektor energi yang bukan berasal dari bahan bakar fossil. Energi yang terbarukan itu berasal dari air, angin dan matahari. Walaupun banyak segi negatifnya, untuk sementara batu bara masih tetap merupakan bahan bakar terpenting untuk pusat-pusat pembangkit listrik di Cina. Walaupun masih ada persediaan batu bara, Cina juga giat mengembangkan pusat listrik tenaga air. Cina tetap mencari sumber energi terbarukan juga karena dampak negatif bagi lingkungan hidup yang disebabkan penggunaan bahan bakar fossil.
Kebutuhan energi Belanda berdampak bagi Kalimantan
Kebutuhan energi meningkat terus. Ini adalah kenyataan yang dihadapi dunia. Pertanyaannya sekarang, bagaimana memenuhi kebutuhan itu tanpa menambah gawat pencemaran lingkungan. Negara-negara anggota Uni Eropa antara 2008 - 2012 harus mengurangi harus mengurangi 6% gas peneybab dampak rumah kaca kurang dari emisi itu ditahun 1990. CO2 adalah salah satu gas utama yang menyebabkan dampak rumah kaca / pemanasan bumi. Untuk mengurangi emisi CO2, sudah berbagai langkah diterapkan di Belanda.
Konsumen di Belanda dirangsang untuk menggunakan apa yang disebut energi hijau, artinya energi, seperti listrik yang berasal dari energi yang terbarukan, misalnya angin, air, matahari dan juga pusat listrik yang tidak dibangkitkan dengan bahan bakar fosil. Salah satu bahan baku yang dipakai untuk tujuan itu adalah minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit antara lain didatangkan dari Indonesia, sedangkan perkebunan kelapa sawit berdampak negatif bagi lingkungan. Berikut wawancara Radio Nederland dengan Nordin dari Walhi di Palangkaraya.
Kampanye lsm
Sumber http://static.rnw.nl/migratie/www.ranesi.nl/tema/detakbumi/kelapa_sawit_kal051117-redirected
Artikel Lainnya
Kategori:
kelapa sawit,
Lingkungan Hidup
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mobile
Artikel Islami pilihan
Hikayat
tentang tiga orang gadis bersaudara
Hikayat tentang tiga orang gadis bersaudara bagian ke 2
Ketabahan seorang wanita
hati mereka seperti hati burung
Seperti terhipnotis
Wasiat kepada para suami
Tentang maskawin didalam pernikahan
Membenci dan menghujat hukum yang di tetapkan ALLAH
7 Keajaiban yang kita lupakan
Ulama Banjar
Sultan Muhammad Seman
Tokoh Kalimantan Selatan: H. Ahmad Makkie, BA
Profile KH Idham Chalid
Hikayat tentang tiga orang gadis bersaudara bagian ke 2
Ketabahan seorang wanita
hati mereka seperti hati burung
Seperti terhipnotis
Wasiat kepada para suami
Tentang maskawin didalam pernikahan
Membenci dan menghujat hukum yang di tetapkan ALLAH
7 Keajaiban yang kita lupakan
Ulama Banjar
Sultan Muhammad Seman
Tokoh Kalimantan Selatan: H. Ahmad Makkie, BA
Profile KH Idham Chalid
Kategori
- #Daftar Isi# (1)
- 2012 (2)
- ahlak (5)
- ANDROID (1)
- aneh (1)
- angsana (1)
- anti virus (3)
- artikel gratis (13)
- artikel islami (21)
- backlink (6)
- backlink creator (7)
- balikpapan (1)
- banjarmasin (3)
- Bank Century (7)
- batubara (8)
- BBM (1)
- Berita (138)
- berita satui (6)
- blackberry (22)
- blackberry download (2)
- blogger template (5)
- blogspot tutorial (29)
- bola (1)
- Budaya (11)
- cerita artis (12)
- daftar (1)
- data (2)
- download (25)
- download film (10)
- download lagu (1)
- Ekonomi dan Bisnis (20)
- facebook login (10)
- facebook tutorial (13)
- Film (1)
- free (1)
- gadget (18)
- GIS Tutorial (1)
- global warming (1)
- gps (1)
- gratis (1)
- hacking (1)
- handphone (2)
- Harga Batubara Acuan (3)
- hiburan (3)
- Hikmah (34)
- Hukum (31)
- Indonesia (7)
- Internet (54)
- internet satellite (4)
- islam (29)
- IUP (3)
- Jakarta 2012 (1)
- kalimantan (1)
- kalimantan selatan (69)
- kaspersky (3)
- keamanan komputer (2)
- kehutanan (3)
- kelapa sawit (17)
- kesehatan (1)
- key (2)
- korupsi (1)
- Kotabaru (1)
- kpk (1)
- Kriminal (24)
- Lain-Lain (42)
- Lingkungan Hidup (32)
- link to (5)
- Listrik (2)
- live streaming (1)
- lucu (2)
- malware (1)
- mobil (1)
- mojokerto (1)
- mp3 (1)
- music (1)
- online (1)
- Opini (61)
- Pagatan (1)
- page rank checker (1)
- pantai (1)
- pemetaan (2)
- perbaikan (1)
- perkebunan (3)
- pertambangan (10)
- pertanian (1)
- Peta (1)
- Piala Dunia (4)
- Pilkada (12)
- pln (1)
- Poling Gubernur Kalimantan Selatan (5)
- polisi (2)
- Politik (46)
- Presiden (1)
- profile (2)
- Quick Count (1)
- ramadhan (9)
- Rekonsiliasi (1)
- satellite internet (1)
- satui (3)
- search engine (6)
- sejarah (3)
- sejarah satui (3)
- seo (61)
- software (40)
- Sosial (25)
- streaming (2)
- subtitle (2)
- sungai bawah laut (1)
- sungai dalam laut (1)
- susno duaji (2)
- tanah bumbu (10)
- Teknologi (32)
- tema (1)
- terorisme (1)
- theme (3)
- Tokoh (8)
- tokoh islam (2)
- trojan (1)
- tutorial (4)
- TV (2)
- ulama (1)
- unik (1)
- Update (1)
- video (1)
- virus (2)
- wayang (1)
- z (1)
Page Rank Check
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungannya