Sunday, June 19, 2011
Biasanya nyanyian atau lagu itu akan membuat pendengarnya merasa terhibur dengan harapan akan bahagia, tetapi nyanyian yang satu ini justru membuat merinding, apalagi jika tersindir atau bahkan namanya disebut oleh nyanyainya, barangkali bukan hanya merinding tetapi akan menyebabkan susah tidur.




By Arsipberita.com

Kutipan berita
Kalangan petinggi Partai Demokrat mulai merinding dengan ‘nyanyian’ Nazaruddin dan ‘bola api’ yang dilontarkan dari persembunyiannya di Singapura. Pasalnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini sudah mulai menggunakan jurus “tiji tibeh” (mati siji mati kabeh) atau mati satu mati semua. Nampaknya, dia tidak rela hanya dirinya yang mau dikorbankan, padahal sejumlah petinggi Partai besutan SBY ini diduga ikut kecipratan atau kebagian rata dan nikmati duit hasil korupsi Nazaruddin.
Maka, tak heran apabila sikap sejumlah petinggi Partai Demokrat terlihat tidak tenang dan gelisah, sehingga ingin merayu dan membujuk Nazaruddin agar tidak bernyanyi mengungkapkan ‘borok’ Partai dan ‘kebobrokan’ moral sejumlah elit Partai. Namun, sepertinya rayuan dan bujukan mereka gagal memulangkan Nazaruddin untuk kembali ke tanah air.
Sebaliknya, Nazaruddin malah mengobral ‘nyanyian’ lewat kuasa hukum barunya, OC Kaligis. Nazaruddin mulai berani tunjuk hidung nama-nama petinggi Partai Demokrat yang terlibat sejumlah kasus suap/korupsi dalam proyek negara. Bahkan, Nazaruddin bilang bahwa Badan Anggaran DPR RI terlibat dalam ‘perampokan’ duit negara.
Pengacara OC Kaligis sebagai kuasa hukum Nazaruddin, mengaku sudah ketemu kliennya di Singapura. Dalam pertemuan itu, Nazaruddin bercerita banyak tentang kasus suap di Kemenpora yang menyeret namanya. “Dalam kasus itu banyak tikus-tikus politik yang masuk,” ungkap OC Kaligis kepada wartawan, Jumat (17/6/2011).
Menurut Nazaruddin, uang dari Sesmenpora masuk ke tim Badan Anggaran Komisi X DPR. Ia pun menyebut nama-nama yang terlibat langsung duit ‘haram’ ini adalah Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat (PD) Angelina Sondakh dan Wakil Ketua Badan Angraran DPR dari Fraksi PD Mirwan Amir, juga Anggota Komisi X DPR dari PDIP Wayan Koster.
Uang itu, ungkap Nazaruddin, dari Wayan Koster dan Anggelina Sondakh diserahkan kepada Mirwan Amir. Kemudian dari Mirwan Amir dibagi-bagi ke pimpinan banggar. Pernyataan itu sama dengan yang dilaporkan Angelina Sondakh kepada tim investigasi PD atau Tim Pencari Fakta (TPF). TPF sudah menuturkan tak ada keterkaitan Angelina dengan suap Kemenpora.
Langkah Nazaruddin membuka aib elite Demokrat itu kembali menyedot perhatian publik. Nyanyian Nazar yang sebelumnya dianggap ’sumbang’ karena tak membuktikan ancamannya, sekarang menjadi ’merdu’ di mata publik yang sudah jengkel terhadap meluasnya korupsi di negeri ini. Nazaruddin membuktikan ancamannya membuka aib sejumlah elite Partai Demokrat.
Mestinya KPK segera mengusut tuntas masalah ini, dan objektif dalam menyikapi hal ini. "Yang menerima dana yang harus ditangkap, KPK jangan rekayasa kasus. Siapa yang terima uang yang harus dihukum," tandas Nazaruddin.
Di tengah terpaan bau sangit korupsi berjamaah itu, sudah selayaknya Partai Demokrat (PD) menjawab tudingan Nazaruddin. Kalau PD hanya diam saja menghadapi tudingan serius Nazaruddin bahwa anggotanya kecipratan duit proyek Kemenpora, maka publik bakal menilai bahwa PD merupakan bunker koruptor.
“Demokrat bakal dicap publik sebagai parpol bunker koruptor jika tak menindaklanjuti kasus ini,” kata Zaenal Arifin Muchtar, Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM).
Demokrat Mengelak
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR, Saan Mustofa mengatakan, pihaknya akan mengecek secara keseluruhan tentang pernyataan Nazaruddin tersebut, apakah itu pengakuan bersumber dari Nazarudin atau dari pihak lain. "Kami akan mengkaji dan mencari berbagai sumber informasi terkait dengan subtansi yang dituduhkan kepada Angie dan Mirwan Amir. Kita akan menggali masalah tersebut dari nama-nama yang disebutkan Nazaruddin," kilahnya pula.
Menurut Saan, pihaknya akan segera memanggil nama-namayang disebutkan Nazaruddin agar tidak menjadi rumor dan spekulasi. "Ibu Angelina Sondakh dan Mirwan Amir tentu dipanggil. Jangan sampai menjadi spekulasi dan rumor," ujar Sekretaris FPD di Gedung DPR, Jumat (17/6).
Sementara Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua mengharapkan agar Nazaruddin segera kembali ke Tanah Air untuk menjelaskan duduk perkaranya ke KPK sehingga semuanya menjadi jelas. "Sebaiknya Pak Nazaruddin kembali ke Indonesia supaya menjelaskan persoalan yang diketahuinya agar ditindaklanjuti KPK," tukas anak buah SBY ini.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman juga berharap agar Nazaruddin secara ksatria memenuhi panggilan KPK. Informasi yang saat ini disampaikan ke media lebih baik disampaikan ke KPK. "Kami berharap agar Pak Nazaruddin kembali ke Indonesia dan memenuhi panggilan KPK. Informasi yang dimiliki agar disampaikan ke KPK," tuturnya.
Sebelumnya, Nazaruddin juga sempat menyentil Menpora Andi Mallarangeng serta adik kandungnya yakni Zulkarnaen Mallarangeng yang dituding terlibat banyak proyek di Kemenpora.
Ternyata, adanya alasan bahwa tidak bisa memulangkan tersangka koruptor dari Indonesia hanya bohong belaka. Yang jelas, elit negeri ini tak berniat mau serius memberantas korupsi, dan bahkan cenderung kongkalikong dengan krouptor. Buktinya, polisi Singapura menyatakan hanya butuh satu menit untuk menemukan dimana Nazaruddin berada.
Pengakuan polisi Singapura ini terungkap saat menginterogasi Sarman El Hakim Cs dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang menguber Nazaruddin ke negeri tentangga tersebut. "Kata polisi Singapura mereka hanya membutuhkan satu menit untuk menemukan Nazar," ungkap Sarman, seperti dilansir situs berita, Jumat (17/6) malam.
Tetapi tentu ada syaratnya. "Asalkan KBRI mengeluarkan surat perintah penangkapan, maka mereka langsung bertindak. Mereka bilang, mereka pun mau menangkap Nazar. Mereka janji," demikian Sarman mengutip pernyataan polisi Singapura. (*/inc/jpc)
Biarpun para petinggi Partai Demokrat (PD) bersilat lidah, namun yang jelas ‘nyanyian’ Nazaruddin tentang keterlibatan sejumlah Anggota Komisi X DPR dari PD dalam suap proyek wisma atlet SEA Games, itu akan bisa memamerkan kebohongan Partai besutan SBY tersebut. Anehnya, Tim Pencari Fakta PD yang diketuai Benny Harman yang juga Ketua Komisi III (Hukum) DPR, sebelumnya mengklaim sudah memeriksa Angelina Sondakh dan Mirwan bersama dengan Nazaruddin. Tapi anehnya, dikatakan bahwa Angelina dan Mirwan tak trerkait kasus Nazaruddin.
Namun semua argumen pamer ’kebohongan’ itu menjadi buyar, ketika testimoni singkat Nazaruddin lewat telepon kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis malam, mengumbar hasil penyelidikan sebenarnya TPF Demokrat. Nazaruddin tegaskan bahwa penyelidikan TPF menemukan keterlibatan Angelina Sondakh dan Mirwan Amir. Dikabarkannya, Mirwan yang adalah petinggi Badan Anggaran DPR membagikan uang itu ke seluruh pimpinan Banggar.
Nazaruddin ingat, Angelina Sondakh menceritakan soal keterlibatannya dalam suap Sesmenpora di depan hidung personel TPF Demokrat. Soal detailnya, dia meminta TPF yang beranggotakan diantaranya Ruhut Sitompul, Edy Ramli Sitanggang dan Jafar Hafsah membuka ke masyarakat. Jika tidak, dirinya sendiri yang akan meneruskan "nyanyian" yang bakal mengungkap semua petinggi Partai Demokrat yang terlibat suap dan kecipratan uang ‘haram’ hasil korupsi.
Kenapa Nazaruddin tidak disuruh pulang paksa saja oleh SBY dengan memerintahkan aparat? Ternyata, adanya alasan bahwa tidak bisa memulangkan tersangka koruptor dari Indonesia hanya bohong belaka. Yang jelas, elit negeri ini tak berniat mau serius memberantas korupsi, dan bahkan cenderung kongkalikong dengan krouptor. Buktinya, polisi Singapura menyatakan hanya butuh satu menit untuk menemukan dimana Nazaruddin berada.
Pengakuan polisi Singapura ini terungkap saat menginterogasi Sarman El Hakim Cs dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang menguber Nazaruddin ke negeri tentangga tersebut. "Kata polisi Singapura mereka hanya membutuhkan satu menit untuk menemukan Nazar," ungkap Sarman, seperti dilansir situs berita, Jumat (17/6) malam.
Tetapi tentu ada syaratnya. "Asalkan KBRI mengeluarkan surat perintah penangkapan, maka mereka langsung bertindak. Mereka bilang, mereka pun mau menangkap Nazar. Mereka janji," demikian Sarman mengutip pernyataan polisi Singapura. (*/inc/jpc)
LiveJournal Tags: , , , , , Technorati Tags: , , , , , 43 Things Tags: , , , , , Blogger Labels: , , , , ,
http://www.jakartapress.com/detail/read/1563/nazaruddin-menyanyi-petinggi-demokrat-ngeri

Artikel Lainnya

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungannya

Mobile

Kategori

INFO THIS SITE

RSSMicro FeedRank Results My Ping in TotalPing.com

Page Rank Check

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Counter


live stats GoStats.com — Free hit counters Ping your blog, website, or RSS feed for Free