Update dan Informasi Terbaru

Dampak Lingkungan akibat Pembangunan Kelapa Sawit
Isu kunci terhadap lingkungan:

1. Kehilangan hutan dan keanekaragaman hayati, termasuk beberapa satwa langka dan jenis-jenis pemakan hama pertanian, Meningkatkan resiko bencana alam (banjir, longsor dll), Kerusakan cadangan karbon.
   
2. Polusi lingkungan: pestisida, pupuk, limbah pabrik (tanah dan air), asap (penyakit respirasi) dan pelepasan karbon (perubahan iklim)
3. Perubahan iklim lokal: meningkatkan resiko kebakaran, berdampak pada pertanian lain disekitar.
4. Lahan gambut: penyusutan / penurunan pemukaan tanah, pelepasan karbon, gangguan sistem hidrologi / perairan kebanjiran dan kehilangan sumber protein / perikanan)
5. Daerah Pesisir: punyusutan meningkatkanan caman dari kenaikan permukaan laut dan kehilangan hutan pesisir (green belt buffer zone) meningkatkan resiko oleh bencana kelautan (tsunami)

Kalimantan Selatan telah berkomitmen terhadap PETI (PERTAMBANGAN LIAR) DAN BANGLI (PENEBANGAN LIAR), dan itu sudah dilaksanakan dengan baik, PETI sudah hampir tidak ada lagi karena gencarnya Razia, BANGLI juga sudah tidak ada lagi karena saat ini hutan sudah sangat jauh dan masyarakat pengrajin kayu sudah sangat ketakutan, namun yang muncul kemudian adalah HPH dan Perkebunan Kelapa Sawit yang semakin marak melakukan perubahan hutan (walaupun sudah rusak) menjadi perkebunan kelapa sawit, dimana ekosistem, habitat dan keaneka ragaman hayati hutan dengan sawit sangat jauh berbeda, ekosistem, habitat dan keanekaragaman perkebunan Kelapa Sawit bersifat monoton.
Kalaupun beberapa perkebunan kelapa sawit memiliki ijin pinjam pakai kawasan hutan namun karena jumlahnya yang teramat luas, maka kewajiban menyiapkan hutan pengganti nyaris tidak mungkin untuk dipenuhi oleh para perusahaan perkebunan tersebut.
Perhatikan dengan seksama apa yang terjadi di sepanjang pesisir Sungai Loban sampai ke Pagatan, diamana wilayah ini telah kehilangan ratusan hektar lahan dan bahkan kerusakan sangat parah pada sarana publik vital yaitu JALAN PROPINSI. Penyebabnya tidak lain adalah peningkatan ketinggian permukaan air laut, banjir, erosi dan kerusakan struktur tanah.
Referensi dan sumber data:

1. http://www.forestpeoples.org/documents/ifi_igo/ifc_wbg_ngo_palm_oil_may10_eng.pdf
2. Letter from Robert Zoellick to Marcus Colchester, 28 August 2009: http://www.forestpeoples.org/documents/ifi_igo/ifc_wb_letter_pressrelease_sep09.pdf ;
3. Letter from Robert Zoellick to Jennifer Kalafut, 25 November 2009: http://www.forestpeoples.org/documents/ifi_igo/ifc_wb_palm_oil_let_nov09_eng.pdf
4. Complaint submission: http://www.forestpeoples.org/documents/ifi_igo/ifc_wilmar_fpp_let_jul07_eng.pdf
5. Audit report: http://www.forestpeoples.org/documents/ifi_igo/ifc_wilmar_cao_audit_report_jun09_eng.pdf
6. http://www.ifc.org/ifcext/agriconsultation.nsf/Content/Home
7. http://www.aceh-eye.org/data_files/bahasa_format/bhs_env/bhs_env_palm/env_palm_analysis/env_palm_analysis_2008_00_01.pdf

Berikut gambar dan kutipan yang mungkin bisa jadi bahan renungan kita semua:

Artikel Lainnya